Cerpen : Kucing Pintar



Suasana pagi tampak dingin dan menyegarkan, lalu kulihat anak kucing milikku yang sedang berada di depan pintu rumah dengan suara yang sedikit merengek.

“Meowww….meoww!!”

Oh iya mereka kuberi nama max dan kitty. Max badannya sedikit gemuk dan memiliki warna bulu krem coklat putih, dan kitty badannya kurus dan memiliki warna bulu hitam putih.

“Buu ada makanan buat max sama kitty gak? Makanan yang biasanya habiss niiiihh…” kataku kepada Ibu, sambil berjalan kedalam rumah dan menghampiri Ibu.

“Ada kepala ikan, ambil aja dikulkas” jawab Ibu ku.

“Okayyyy!!” aku berjalan ke arah kulkas dan mengambil kepala ikan.

Lalu aku mencari tempat untuk menaruh kepala ikannya,

“Jangan lupa tambahin nasii biar banyak, Ibu gaada makanan lagi!” celetus Ibu.

Ku jawab “iyaaaa”.

Sambil mengambil nasi dan mengaduknya dengan kepala ikan, nampaknya kitty sudah tidak tahan lagi untuk menahan laparnya, ia menghampiriku dan naik-naik keatas dapur.

            “Meowwww” dengan wajah memelas.

Lalu aku tertawa dan menjahilinya dengan mendekatkan dan menjauhkan tempat makannya, dan berjalan ke arah depan pintu untuk menaruh tempat makanannya. Mereka semua berlari kearah makanan dan melahapnya, aku hampir lupa soal minumnya sambil mereka makan ku ambilkan minum dari air keran dan membawanya ke depan pintu. Melihat mereka makan rasanya lucu dan bahagia, tiba-tiba ku kepikiran untuk mengajak  jalan-jalan. Sambil menunggu mereka makan dan minum, aku akan mandi dan bersiap-siap untuk berjalan, setelah sudah aku mengambil tali harness dan berjalan ke depan pintu.

“Max, kitty kita jalan-jalan yukkk!! Bosen nih dirumah terus” sambil memasang ke badan mereka.

“Max dan kitty sudah siap??” tanyaku.

“Meowww!!!!” teriaknya.

“Let’s goo!!!”  teriakku juga.

Kubawa mereka jalan-jalan keliling komplek sambil mengenalkan tempat-tempat, biar kalau mereka pergi engga tersesat pikirku gitu. Setelah dipikir-pikir aku bosan juga dengan suasana dikomplek, akhirnya kuputuskan untuk keluar komplek, kebetulan rumahku berada di daerah pegunungan, jadi sekalian cari udara segar. Aku menuju ke lahan hijau.

“Max, kitty ayo kita berjalan sedikit lebih jauhh!!” teriakku.

Max dan kitty pun menarik-narik harness yang ku pegang bertanda mereka sudah tak sabar.

“Akhirnyaa sampe jugaa…” sambil duduk di antara rumput hijau, max dan kitty pun nampaknya menikmati.

Tiba-tiba harness yang berada ditanggan ku lepas, dan aku melihat max dan kitty berlari cepat, aku langsung panik dan berlari kearah yang sama.

“Maxx kitty mau kemanaa??!! Haduhhh gimana nihh !! ” seruku

Dan saat aku berlari menuju arah yang sama terdengar suara anak kecil menangis entah kenapa, disaat itu juga aku melihat max dan kitty berada di dekatnya.

“Adik, kamu kenapa nangis ?” tanyaku sambil berjalan dan mengambil harness.

“ Hiksss….hiksss layanganku” sambil menunjuk keatas pohon.

“Oalahh, nyangkut teryata sebentar yaa” sahutku sambil mengambil tongkat.

“Arghhh, susah banget aku gak nyampeee!!” seruku sambil berjinjit mencoba mengambil layangan tersebut.

Aku berpikir dan mencoba untuk melihat situasi dan kondisi, sepertinya aku tidak bisa untuk keatas sana, kalau kupanggil orang, rumah-rumah jauh dari tempat ini. Tiba-tiba terlintas ide dikepalaku yaitu max dan kitty, sepertinya mereka bisa untuk membantu adik kecil ini.

“Max kitty, kalian bisa kan?” kataku.

“Meowww meowww…meowww!!!” sahut mereka yang tandanya siap.

“Okayy” seru ku sambil melepas harness.

Max dan kitty langsung berlari menaiki pohon dan menuju ranting tempat berada layangan itu tersangkut, mencoba untuk meraih layangan tersebut. Akhirnya max dan kitty pun berhasil melepaskan layangan itu dari pohon, anak kecil itu pun bersorak senang dan mendapatkan layangan itu kembali.

Kucing Pohon Pendakian - Foto gratis di Pixabay

                                                                Kredit : Pixcabay

“Horeeee, layangan ku kembaliii, makasihh ya tehh, makasih yaa max dan kitty” seru nya sambil mengelus-ngelus max dan kitty.

“Iya sama-sama, lain kali hati-hati yaaa” senyum ku sambil mengambil harness.

Kami pun berpisah dan mengucapkan selamat tinggal, suatu kejadian yang tidak terduga terjadi, dan itu sangat menyenangkan sekaligus deg-deg an. Aku berjalan pulang menuju rumah dan nampaknya max kitty menikmatinya.

“Kalian hebat tadii, hahaaha” sahutku

“Meoww…meowww” seru max dan kitty.

Tiba dirumah, aku pun langsung melepaskan harness dari badan max dan kitty. Aku masuk kedalam rumah dan memberi salam, dan tercium wangi dari masakan ibu, perutku langsung bergejolak dan berbunyi sepertinya aku lapar.

“Assalamualaikum, hmmm wangii apaan nihh kayanya enakk!!” seruku.

“Sinii makan bareng-bareng ada ikan bakar, tumis kangkung, dan sambel terasi” jawab Ibuku.

“Asiikkk, tau gak ya? Tadi ada suatu kejadian waktu aku ajak jalan-jalan max dan kitty” kataku sambil mengambil lauk yang ada di meja makan.

“Apaa?” tanya Adikku.

Sambil makan aku pun menceritakan kejadian yang ku alami tadi, keluargaku tertawa dan sangat kagum kepada max dan kitty, mereka adalah kucing pintar yang hebat.

No comments:

Post a Comment