BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini, terdapat beberapa reaksi
kimia. Ada reaksi yang cepat dan reaksi yang lambat. Reaksi kimia yang
berlangsung lambat contohnya pembentukan fosil, proses pelapukan kayu,
pembentukan minyak bumi dan batu bara. Sementara itu, reaksi yang berlangsung
cepat salah satu contohnya adalah saat dimasukkannya tablet effervescent
ke dalam air. Lalu, bagaimana jika tablet effervescent dimasukkan ke
dalam air yang diatasnya ada minyak?
Minyak adalah suatu bahan atau zat
yang tidak dapat larut di dalam air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Minyak memiliki susunan partikel yang lebih padat daripada air.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan laju reaksi?
2.
Bagaimana reaksi tablet effervescent
saat dimasukkan ke dalam air?
3.
Bagaimana reaksi tablet effervescent
saat dimasukkan ke dalam minyak?
4.
Bagaimana reaksi tablet effervescent
saat dimasukkan ke dalam air dan minyak?
5.
Apa faktor penyebab reaksi tablet effervescent?
C. Tujuan
Makalah
Tujuan
penelitian dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui pengertian laju reaksi.
2.
Mengetahui reaksi tablet effervescent
saat dimasukkan ke dalam air.
3.
Mengetahui reaksi tablet effervescent
saat dimasukkan ke dalam minyak goreng.
4.
Mengetahui reaksi tablet effervescent
saat dimasukkan ke dalam air dan minyak goring.
5. Mengetahui
penyebab reaksi tablet effervescent.
D. Manfaat
Makalah
Manfaat
dari makalah ini adalah bagi siswa-siswi yang ingin mengetahui cara kerja
tablet effervescent jika dimasukkan ke dalam larutan yang memiliki
padatan partikel yang berbeda.
BAB
II
TELAAH
KEPUSTAKAAN
A. Laju
Reaksi
1.
Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi merupakan perubahan reaksi kimia yang
menyatakan banyaknya reaksi kimia dalam satu per satuan waktu. Faktor yang
mempengaruhi laju reaksi adalah suhu, luas peermukaan, konsentrasi dan
katalisator.
2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
a)
Suhu
Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah.
Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu, semakin tinggi suhu dalam suatu
reaksi, semakin cepat reaksi berlangsung. Umumnya setiap kenaikan suhu sebesar
10oC akan memperbesar laju reaksi dua sampai tiga kali.
b)
Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogeny sangat
berbeda dengan reaksi yang berlangsung dengan heterogen. Pada reaksi homogen,
campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya
reaksi kimia, karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama yang
lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang
yang bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi kimia berlangsung pada kedua
molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu
bertumbukkan. Maka semakin luas permukaan suatu reaksi maka semakin cepat
reaksi itu berlangsung.
c)
Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju
reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya, jika konsentrasi semakin kecil
maka laju reaksinya semakin kecil pula.
d)
Katalis/Katalisator
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi
kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi
itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi
ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihann dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energy yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi. Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat
dengan menambahkan zat lain yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan
pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis menurunkan energi-energi
pengaktifan suatu reaksi dengan jalan membentuk tahap-tahap reaksi yang baru.
Ada
dua jenis katalis, yaitu :
1)
Katalis homogen adalah katalis yang satu fase
dengan zat yang dikatalis. Jenis katalis ini umumnya ikut bereaksi, tetapi pada
akhir reaksi akan kembali lagi ke bentuk semula.
2)
Katalis heterogen adalahkatalis yang tidak
satu fase dengan zat-zat yang bereaksi. Jenis katalis ini, umumnya logam-logam
dan reaksi yang dipercepat umumnya gas-gas.
B. Minyak
1.
Pengertian Minyak
Minyak adalah suatu bahan atau zat
yang tidak dapat larut di dalam air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Minyak merupakan campuran dari gliserida-gliserida dengan susunan
asam-asam lemak yang tidak sama. Minyak adalah suatu kelompok dari lipida
sederhana terbesar yang merupakan ester dari tiga molekul asam lemak dengan
satu molekul gliserol dan membentuk satu molekul trigliserida yang dalam
kondisi kamar akan berbentuk cair. Hasil hidrolisis minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
2.
Kandungan
Minyak
Jumlah Per 100 gram :
Kalori 884 kcal Vitamin A 0 IU
Jumlah
lemak 100 gr Kalsium 1 mg
Lemak
jenuh 14 gr Vitamin D 0 IU
Lemak
tak jenuh ganda 11 gr Vitamin B12 0 mikrog
Lemak
tak jenuh tunggal 73 gr Vitamin C 0 mg
Kolesterol 0 gr Zat Besi 0.6 mg
Natrium 2 mg Vitamin B6 0 mg
Kalium 1 mg Magnesium 0 mg
Jumlah
karbohidrat 0 gr
Serat
pangan 0 gr
Gula 0 gr
Protein 0 gr
3. Sifat Minyak
sifat-sifat minyak goreng dibagi ke
sifat fisik dan kimia. Sifat fisik terdiri dari warna, odor dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih (boiling point),
titik lunak (softening point), slipping point, shot melting point, bobot
jenis, indeks bias, titik asap, dan titik kekeruhan (turbidity point).
Sedangkan sifat kimia terdiri dari hidrolisa, oksidasi, hidrogenasi, dan esterfikasi.
Odor dan flavor, terdapat secara
alami dalam minyak dan juga terjadi karena pembentukan asam-asam yang berantai
sangat pendek.Kelarutan, minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (castor
oil), dan minyak sedikit larut dalam alkohol, etil eter, karbon disulfida dan pelarut-pelarut halogen.
Titik cair dan polymorphism, minyak tidak mencair dengan
tepat pada suatu nilai temperatur tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana
terdapat lebih dari satu bentuk kristal. Titik didih (boiling point),
titik didih akan semakin meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon
asam lemak tersebut. Titik lunak (softening point), dimaksudkan untuk
identifikasi minyak tersebut. Sliping point, digunakan untuk pengenalan minyak
serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya. Shot melting point, yaitu
temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak atau lemak. Bobot
jenis, biasanya ditentukan pada temperature 25˚C, dan juga perlu dilakukan
pengukuran pada temperatur 40˚C. Titik asap, titik nyala dan titik api, dapat
dilakukan apabila minyak dipanaskan. Merupakan kriteria mutu yang
penting dalam hubungannya dengan minyak yang akan digunakan untuk
menggoreng. Titik kekeruhan (turbidity point), ditetapkan dengan cara
mendinginkan campuran minyak dengan pelarut lemak.
Sifat kimia minyak terdiri dari
reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol, reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak
terjadi karena terdapat sejumlah air dalam minyak atau lemak, sehingga akan
mengakibatkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Reaksi oksidasi dapat
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen peda minyak atau lemak.
Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak. Proses
hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan ikatan
rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak.
Reaksi hidrogenasi ini dilakukan
dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai
katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan
katalisator dipisahkan dengan penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat
plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhannya. Proses esterifikasi
bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida dalam bentuk ester.
Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interesterifikas atau pertukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi
friedel-craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini, hidrokarbon rantai pendek
dalam asam lemak seperti asam lemak dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak
enak, dapat diukur dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap.
4. Jenis
Minyak
Begitu
banyak jenis minyak yang beredar di pasaran saat ini. Di antaranya minyak
bermerek, minyak kelapa sawit, minyak curah dan lain-lain.Dari segi kandungan,
minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat
dibanding minyak kemasan.
Mulai
dari proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali
penyaringan, sedangkan minyak goreng curah hanya melalui proses penyaringan
satu, atau hanya sampai pada tahap olein saja, sehingga masih mengandung minyak
fraksi padat. Perbedaan proses ini pula yang kemudian menyebabkan warna minyak
goreng kemasan lebih jernih dari minyak goreng curah. Adapun dari segi
kandungannya, kadar lemak dan asam oleat pada minyak curah juga lebih tinggi
dibanding minyak kemasan.
5. Faktor Kerusakan Minyak
a) Lamanya minyak kontak dengan panas.
Berdasarkan
penelitian terhadap minyak jagung, pada pemanasan 10-12 jam pertama, bilangan
iod berkurang dengan kecepatan konstan. Sedangkan jumlah oksigen dalam lemak
bertambah dan selanjutnya menurun setelah pemanasan 4 jam kedua berikutnya.
Kandungan persenyawaan karbonil bertambah dalam minyak selama proses pemanasan,
kemudian berkurang sesuai dengan berkurangnya jumlah oksigen.
b) Pengaruh Suhu.
Pengaruh
suhu terhadap kerusakan minyak telah diselidiki dengan menggunakan minyak
jagung yang dipanaskan selama 24 jam pada suhu 120˚C, 160˚C dan 200˚C. Minyak
dialiri udara pada 150ml/menit/kilo. Minyak yang dipanaskan pada suhu 160˚C dan
200˚C menghasilkan bilangan peroksida lebih rendah dibandingkan dengan pemanasan
pada suhu 120˚C. Hal ini merupakan indikasi bahwa persenyawan peroksida
bersifat tidak stabil terhadap panas. Kenaikan nilai kekentalan dan indek bias
paling besar pada suhu 200oC karena pada suhu tersebut jumlah senyawa polimer
yang terbentuk relatif cukup besar.
c) Akselerator oksidasi.
d) Kecepatan aerasi juga memegang
peranan penting dalam menentukan perubahan-perubahan selama oksidasi termal.
Nilai kekentalan naik secara proporsional dengan kecepatan aerasi, sedangkan
bilangan iod semakin menurun dengan bertambahnya kecepatan aerasi. Konsentrasi
persenyawaan karbonil akan bertambahn dengan penurunan kecepatan aerasi.
Senyawa karbonil dalam lemak-lemak yang telah dipanaskan dapat berfungsi
sebagai pro-oksidan atau sebagai akselerator pada proses oksidasi.
C. Tablet
Effervescent
Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan
yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas
yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida (CO2). Serbuk effervescent merupakan
salah satu bentuk bahan pangan kering. Suatu bahan pangan kering
yang dapat diterima harus mempunyai rasa, bau, dan kenampakan yang sebanding
dengan produk segar, dapat direkonstruksi dengan mudah dan mempunyai stabilitas
penyimpanan baik.
Dasar formula tablet effervescent adalah
reaksi antara senyawa asam dengan karbonat atau bikarbonat menghasilkan
karbondioksida. Bila tablet dimasukkan ke dalam air, maka akan terjadi reaksi
kimia secara spontan antara asam dan natrium membentuk garam natrium, CO2,
serta air. Reaksi ini memberikan efek sparkle atau rasa
seperti pada rasa minuman soda dan berjalan cukup cepat, umumnya selesai dalam
waktu kurang dari satu menit dan menghasilkan larutan yang jernih. Produk jenis
ini banyak digemari karena penggnaannya memerlukan segelas air dingin dan tidak
perlu mengaduknya agar cepat larut, serta menghasilkan larutan yang jernih.
Formula tablet effervescent terdiri
dari sodium bikarbonat, asam tartrat, dan asam sitrat. Reaksi antara asam
sitrat dengan sodium bikarbonat pada produk effervescent dijabarkan
seperti pada persamaan reaksi 1.
H3C6H5O7.H2O
+ 3NaHCO3
menjadi Na3C6H5O7 +
4H2O + 3CO2
Asam
sitrat Natrium
bikarbonat
Natrium
sitrat Air Karbondioksida
Sedangkan reaksi antara Natrium
bikarbonat dan asam tartrat adalah:
H2C4H4O6 + 2NaHCO3
menjadi Na2C4H4O6 +
2H2O + 2CO2
Asam
tartrat Natrium
bikarbonat
Natrium
tartrat Air Karbondioksida
Formula minuman serbuk biasanya disesuaikan dengan rasa
dalam bentuk cairnya. Minuman dalam bentuk serbuk ini memiliki keunggulan yaitu
kestabilan produk dan massanya lebih kecil serta bisa memenuhi permintaan dalam
skala besar.
Proses pembuatan tablet effervescent dibuat
dengan cara mengempa bahan-bahan aktif berupa sumber asam dan sumber karbonat.
Bila tablet effervescent dimasukkan kedalam air,
mulailah terjadi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber karbonat tersebut
sehingga membentuk garam natrium dari asam kemudian menghasilkan gas dalam
bentuk karbondioksida (CO2).
Sebagian besar tablet effervescent yang
beredar dipasaran menggunakan Vitamin C atau asam askorbat sebagai zat aktif.
Asam askorbat adalah vitamin yang sangat larut dalam air, bersifat mengasamakan
dan pereduksi. Selain asam askorbat sumber karbonat yang umum digunakan dalam
pembuatan tablet effervescent adalah Natrium bikarbonat
(NaHCO3) dan natrium karbonat (Na2CO3).
Natirum bikarbonat merupakan bagian terbesar sumber karbonat
dengan kelarutan yang sangat baik dalam air, non higroskopis serta tersedia
secara komersil mulai dari bentuk bubuk sampai granular. Natrium bikarbonat
mampu menghasilkan 52% karbondioksida. Sumber asam berperan sebagai asidulan
yang akan bereaksi dengan sumber karbonat menghasilkan karbondioksida ketika
keduanya bercampur dalam air. Asidulan merupakan senyawa kimia bersifat asam
yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan atau minuman dengan berbagai
tujuan seperti pemberi rasa, penegas rasa dan warna, pengawet serta dapat
digunakan untuk menyelubungi after taste yang tidak disukai.
Sumber asam yang umum digunakan dalam proses pembuatan
tablet effervescent adalah asam sitrat dan asam askorbat.
Asam sitrat memiliki kelarutan yang tinggi dalam air dan mudah diperoleh dalam
bentuk granular. Alasan inilah yang menyebabkan mengapa asam sitrat lebih
sering digunakan sebagai sumber asam dalam proses pembuatan tablet effervescent.
Effervescent artinya
berhubungan dengan gas atau gelembung-gelembung. Jadi, suatu tablet
disebut effervescent tablet jika tablet itu menghasilkan
gelembung-gelembung gas ketika dimasukkan dalam air. Gas yang keluar adalah gas
karbondioksida (CO2), sama dengan gas yang ada dalam minuman cola.
Pada tablet effervescent, gas CO yang telah dipadatkan dicampur
dengan vitamin. Gas akan segera larut ketika tablet ini dimasukan dalam air,
dan secara otomatis butiran-butiran obat atau vitamin akan ikut larut juga. Di
dalam air, karbon dioksida akan berubah menjadi asam karbonat yang memberikan
rasa “menggigit” pada minuman bersoda atau pada larutan effervescent tablet.
Disini kami menggunakan tablet ‘Jesscool’ bisa beli di
apotik.
· Indikasi Umum;
Membantu
dalam meredakan panas dalam seperti : bibir pecah-pecah, sariawan, dan
tenggorokan kering serta membantu melancarkan buang air besar.
·
Kategori
·
Komposisi
Thyme
Herba extract 10 mg Chicory Radix extract 500 mg CitriAurantifolia extract 75
mg
·
Dosis
Dewasa ( 1
Tablet effervescent 1 kali sehari) Anak-anak (6-12 tahun) : ½ tablet 1 kali
sehari
·
Aturan
Pakai
(1).Larutkan
1 tablet Jesscool rasa Lemon Tea kedalam 1 gelas (150-200 ml) air dingin.
(2).Tunggu
hingga terlarut sempurna
(3).Minum segera hingga habis
· Perhatian
Mengandung pemanis buatan aspartame.
Produk ini mengandung
fenilalanin,tidak boleh digunakan pada penderita fenilketonuria dan wanita
hamil dengan kadar fenilalanin tinggi .
Produk ini tidak boleh digunakan
pada bayi dibawah 1 tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada
percobaan ini, kami melakukan 3 kali percobaan. Pertama, tablet dengan air
saja. Kedua, tablet dengan minyak saja. Dan ketiga, tablet dengan air serta
minyak.
A. Alat dan Bahan
1.
Tablet Effervescent (Jesscool)
2.
Minyak goreng
3.
Air
4.
Tiga gelas bening
B. Cara
Kerja
1.
Siapkan alat dan bahan.
2.
Isi gelas pertama dengan air saja. Isi gelas kedua
dengan minyak saja. Isi gelas ketiga dengan minyak terlebih dahulu lalu
tuangkan air ¾ gelas.
3.
Masukkan tablet effervescent kedalam ketiga
gelas tersebut.
4.
Amati apa yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tablet Effervescent Dilarutkan Kedalam
Air Saja
Ketika
tablet dimasukkan ke dalam air, tablet tersebut bereaksi secara spontan. Reaksi
ini membuat tablet melebur secara cepat dan menyebar. Reaksi ini merupakan
reaksi antara asam dan natrium membentuk garam natrium, CO2, serta air.
Pada saat
reaksi terjadi, terdapat gas-gas yang dihasilkan oleh tablet. Gas tersebut
merupakan karbondioksida yang berasal dari reaksi antara senyawa asam dengan
karbonat atau bikarbonat.
B. Tablet Effervescent Dilarutkan Kedalam
Minyak Saja
Ketika
tablet dimasukkan ke dalam minyak, tablet tersebut sama sekali tidak bereaksi,
karena memang tablet ini hanya bisa dilarutkan ke dalam air. Juga, menurut
pendapat kami, tablet tersebut tidak bereaksi karena minyak mempunyai rapatan
partikel yang lebih pada dari air. Oleh karena itu, tablet tidak bereaksi.
C. Tablet Effervescent Dilarutkan Kedalam
Air dan Minyak
Karena
massa jenis minyak lebih ringan dari air maka saat dituangkan air, air akan
berada dibawah minyak. Lalu, karena saat tablet dimasukkan, yang ada dibawah
itu air, tablet bereaksi dengan cepat seperti biasanya dan juga menyebar. Lalu,
ketika karbondioksida yang dihasilkan saat reaksi tablet dengan air menyentuh
minyak, karbondioksida itu tidak lagi menyebar, melainkan berbentuk seperti
tornado. Karbondioksida yang menyentuh minyak berputar layaknya tornado. Hal
ini dikarenakan saat karbondioksida menyentuh minyak, karbondioksida tidak kuat
menembusnya karena rapatan partikel yang dimiliki oleh minyak, oleh karena itu
karbondioksida mendorong minyak ke atas.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tablet merupakan
sediaan farmasi yang padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi, memiliki banyak bentu yaitu, pipih, bulat silindris, dll.
Setelah melakukan
pengamatan tealah diketahui bahwa saat tablet effervescent dimasukkan ke
dalam air dapar bereaksi dengan cepat sedangkan jika dimasukkan ke dalam minyak
tidak dapat bereaksi. Jika dimasukkan ke dalam air dan minyak, tablet akan
bereaksi seperti tidak biasanya. Itu karena minyak memiliki rapatan partikel
yang lebih padat dibandingkan dengan air.
B.
Saran
Tablet effervescent
tidak boleh dikonsumsi oleh balita serta wanita hamil
karena mengandung fenilalanin.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/jesscool-effervescent-1-tablet-per-piece-tablet
https://giziklinikku.blogspot.com/2016/07/karakteristik-minyak-goreng.html
http://sains-resources.blogspot.com/2013/06/tablet-effervescent.html?m=1
Maharani S.
R. Utami
Talitha C.
Widya S.
SMAN 9 Bandung
No comments:
Post a Comment